Selain sebagai ajaran agama, berpuasa ternyata juga membantu memerangi penyakit berbahaya, seperti kanker. Sebuah penelitian di Universitas Southern California, Amerika serikat, menemukan jika puasa bisa membantu memerangi kanker dan meningkatkan efektivitas pengobatan.
Dalam percobaan pada tikus, para peneliti menemukan sel tumor merespons berbeda terhadap stres yang ditimbulkan saat berpuasa dibandingkan sel normal. Sel-sel yang diketahui sebagai penyakit itu terus tumbuh dan membagi, pada akhirnya menghancurkan diri mereka sendiri.
"Sel ini, pada kenyataannya melakukan bunuh diri. Apa yang kami lihat adalah bahwa sel kanker berusaha untuk mengkompensasi kekurangan dari semua hal yang hilang dalam darah setelah puasa," ungkap Profesor Valter Longo, pemimpin penelitian tersebut.
Bahkan, berpuasa dapat memberikan pengobatan kepada penderit tanpa kemoterapi. Hal itu ditunjukkan dengan memperlambat pertumbuhan kanker payudara, kanker kulit melanoma, kanker glioma otak dan neuroblastoma atau kanker yang terbentuk di jaringan saraf.
Peneliti menyarankan, dalam setiap kasus, menggabungkan puasa dengan kemoterapi membuat pengobatan kanker lebih efektif.
Pria Perokok
Sementara itu, studi lain yang dilakukan oleh para peneliti di Inggris menyatakan bahwa laki-laki yang merokok mengalami penurunan fungsi otak lebih cepat dibanding dengan mereka yang tidak merokok.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa kebiasaan merokok merupakan salah satu ancaman terbesar kesehatan masyarakat yang dihadapi dunia. Penelitian yang juga dikutip dari Reuters ini menunjukkan adanya penurunan fungsi kognitif pada laki-laki perokok, berupa gangguan pada memori, seperti lupa meletakkan sesuatu, atau lupa kejadian sehari-hari.
"Meskipun kami sadar bahwa merokok merupakan faktor risiko untuk penyakit pernapasan, kanker, dan penyakit kardiovaskular, penelitian ini menunjukkan juga efek yang merugikan pada penurunan kognitif dan ini terbukti sejak 45 tahun," kata Severine Sabia dari University College London, sang ketua penelitian.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Archives of General Psychiatry jurnal menyebutkan, seorang laki-laki perokok mengalami penurunan kognitif sama seperti laki-laki tidak merokok yang berusia sepuluh tahun lebih tua darinya.
sumber : http://www.hidayatullah.com/read/21102/11/02/2012/puasa-terbukti-bantu-perangi-kanker.html
Sementara itu, studi lain yang dilakukan oleh para peneliti di Inggris menyatakan bahwa laki-laki yang merokok mengalami penurunan fungsi otak lebih cepat dibanding dengan mereka yang tidak merokok.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa kebiasaan merokok merupakan salah satu ancaman terbesar kesehatan masyarakat yang dihadapi dunia. Penelitian yang juga dikutip dari Reuters ini menunjukkan adanya penurunan fungsi kognitif pada laki-laki perokok, berupa gangguan pada memori, seperti lupa meletakkan sesuatu, atau lupa kejadian sehari-hari.
"Meskipun kami sadar bahwa merokok merupakan faktor risiko untuk penyakit pernapasan, kanker, dan penyakit kardiovaskular, penelitian ini menunjukkan juga efek yang merugikan pada penurunan kognitif dan ini terbukti sejak 45 tahun," kata Severine Sabia dari University College London, sang ketua penelitian.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Archives of General Psychiatry jurnal menyebutkan, seorang laki-laki perokok mengalami penurunan kognitif sama seperti laki-laki tidak merokok yang berusia sepuluh tahun lebih tua darinya.
sumber : http://www.hidayatullah.com/read/21102/11/02/2012/puasa-terbukti-bantu-perangi-kanker.html
0 komentar:
Posting Komentar